RESUME KE-5 (ISOMERI STRUKTUR
SENYAWA HIDROKARBON DAN SISTEM NOMENKLATUR MENURUT IUPAC)
Aturan Dasar
Tata Nama Senyawa Organik berdasarkan IUPAC
A. Senyawa-Senyawa
Alkana
Senyawa-senyawa alkana, dengan rantai lurus karbon tanpa
ikatan rangkap, diberi nama berdasarkan jumlah atom karbon dalam rantai
terpanjang.
Jumlah atom C
|
Nama
|
1
|
Metana
|
2
|
Etana
|
3
|
Propana
|
4
|
Butana
|
5
|
Pentana
|
6
|
Heksana
|
7
|
Heptana
|
8
|
Oktana
|
9
|
Nonana
|
10
|
Dekana
|
11
|
Undekana
|
12
|
Dodekana
|
13
|
Tridekana
|
15
|
Pentadekana
|
18
|
Oktadekana
|
20
|
Ikosana
|
21
|
Heneikosana
|
22
|
Dokosana
|
23
|
Trikosana
|
30
|
Trikontana
|
40
|
Tetrakontana
|
50
|
Pentakontana
|
70
|
Heptakontana
|
90
|
Nonakontana
|
100
|
Hentana
|
|
Contoh:
|
B.
Senyawa Senyawa Alkena
Bila
dalam rantai lurus senyawa karbon terdapat satu atau lebih ikatan rangkap dua,
senyawa tersebut disebuk alkena. Penamaan senyawa alkena sama seperti dengan
senyawa alkana, dengan akhiran –ana diganti menjadi – ena, seperti propena,
heptena, dst. Ikatan rangkap diberi
nomor sesuai letaknya terhadap ujung rantai terdekat. Nomor ikatan rangkap
diatur menjadi nomor paling kecil.
|
C.
Senyawa-senyawa Alkuna
Bila
dalam rantai lurus senyawa karbon dapat terdapat satu atau lebih ikatan rangkap
tiga, senyawa tersebut disebut alkuna. Aturan penamaan Alkuna sama seperti
Alkena, hanya saja akhiran –ena diganti menjadi –una.
|
D.
Senyawa-senyawa Alkanol
Bila
dalam rantai lurus senyawa Alkana terdapat gugus fungsi –OH, senyawa tersebut
disebut Alkanol atau Alkohol. Nama untuk senyawa Alkanol sama dengan penamaan
untuk senyawa alkana, dengan akhiran –a diganti menjadi –ol. Gugus fungsi –ol diberi nomor sesuai letaknya
terhadap ujung rantai terdekat. Nomor gugus fungsi diatur menjadi nomor paling
kecil.
E.
Senyawa-senyawa Eter
Suatu
senyawa karbon disebut sebagai eter apabila di dalam rantai karbonnya terdapat
gugus - O -. Merupakan isomer fungsi dari alkohol. Senyawa eter diberi nama
mengikuti nama-nama gugus alkil yang terikat pada gugus fungsi - O - ,
nama-nama alkil tersebut disusun secara alfabetis dan diberi akhiran “eter”.
F.
Senyawa-senyawa Aldehid
Senyawa
aldehid adalah suatu rantai karbon yang mengandung gugus fungsi karbonil dengan
salah satu dan/atau kedua R dapat diganti dengan gugus alkil atau atom
hydrogen. Aturan penamaan aldehid sama dengan aturan penamaan alcohol, dengan
akhiran –ol diganti dengan –al.
G.
Senyawa-senyawa Keton
Merupakan
isomer fungsi dari aldehid.Sama dengan aldehid, hanya saja pada keton, kedua R
merepresentasikan gugus alkil, bukan suatu atom hidrogen. Aturan penamaan keton
sama dengan aturan penamaan aldehid, dengan akhiran –al diganti dengan –on.
H.
Senyawa-senyawa Asam Karboksilat
Sama
seperti aldehid dan keton, asam karboksilat juga memiliki gugus karbonil, atom
O yang berikatan rangkap dengan karbon. Gugus karbonil pada asam karboksilat
berikatan lagi dengan gugus hidroksil (-OH) , disebut pula sebagai gugus
karboksilat, dan memiliki rumus dasar R-COOH
Penamaan asam karboksilat dibuat dengan cara menentukan rantai karbon
terpanjang (dan mengandung gugus karboksilat). Sistem penamaan sama dengan
penamaan alkana dengan mengganti akhiran –a dengan –oat dan ditambah “asam” di
depannya. Apabila mengandung cabang alkil, nomor cabang alkil dihitung dari
letaknya terhadap atom C yang mengandung gugus karboksilat.
I. Senyawa-senyawa
Ester
Ester merupakan hasil reaksi antara suatu asam karboksilat
dengan suatu alkohol. Selain itu Ester juga merupakan isomer fungsi dari asam
karboksilat. Ester memiliki rumus dasar R-COO-R’, dengan alkil R berasal dari
reagen asam karboksilat dan alkil R’ berasal dari reagen alkohol.
Isomer Hidrokarbon
Isomer hidrokarbon
artinya kumpulan hidrokarbon yang mempunyai rumus mulekul yang sama namun
berbeda bentuk/strukturnya. Jenis isomer ada 2 yakni isomer struktur dan isomer
geometri.....kemudian isomer struktur dibagi lagi menjadi 2 yakni isomer
kerangka dan isomer fungsi. Demikian juga dengan isomer
geometri, juga dibagi lagi menjadi 2 yakni isomer optik aktif dan isomer
cis-trans.
A. Isomer Struktur
Isomer struktur
disebabkan perbedaan ikatan antar unsur-unsur penyusunnya sehingga mempunyai
bentuk yang berbeda sebagai contoh akan saya sebutkan isomer dari C6H14 (alkana),
dalam menggambarkan isomer dari C6H14 hanya
akan saya tulis ikatan antar atom C nya saja sedangkan atom H nya dapat kita
tambahkan setelah suluruh isomer tergambar dengan ketentuan :
tanda ( - ) menunjukkan
ikatan atom C tersebut dengan atom C lainnya jadi banyaknya tanda ( - )
menunjukkan banyaknya atom C lainnya yang diikat karena jumlah ikatan dalam
atom C maksimal 4 ikatan maka jumlah atom H yang diikat dapat ditentukan bila
hanya terdiri dari satu tanda ( - ) maka atom C tersebut terletak di tepi dan
mengikat 3 atom H bila terdiri dari 2 tanda ( - ) berarti atom C ersebut terletak
diantara rantai lurus dan mengikat 2 atom H. Bila terdiri dari 3 tanda ( - )
berarti atom C tersebut terletak pada percabangan yang berbentuk pertigaan dan
mengikat 1 atom H. Dan bila terdiri dari 4 tanda ( - ) berarti atom C persebut
terletak pada percabangan yang berbentuk perempatan dan juga berarti tidak ada
ikatan dengan atom H karena jumlah ikatan maksimal yakni 4 ikatan, sudah
terpenuhi kembali lagi dalam penggambaran isomer dari alkana dengan rumus
molekul C6H14, yaitu agar
dalam penggambaran
isomer di atas, tidak ada bentuk yang terlewatkan . Isomer dari Alkena
dengan rumus molekul C6H12, yakni
B.
Penggolongan Isomer Struktur
Untuk Alkena dan Alkuna karena mempunyai gugus
fungsi ikatan rangkap 2 atau 3 maka bentuk isomer strukturnya dapat digolongkan
lagi dalam dua jenis
1.
Isomer kerangka
Isomer struktur yang
mempunyai letak ikatan rangkap yang sama namun bentuk kerangka bangunnya
berbeda. misalnya
2.
Isomer Fungsi
Isomer struktur yang
mempunyai bentuk kerangka yang sama namun ikatan rangkapnya berbeda. misalnya
C. Isomer Geometri
Isomer geometri disebabkan
oleh susunan atom dalam ruang. Jadi bila ada 2 senyawa hidrokarbon yang bentuk
strukturnya sama, baik kerangkanya maupun letak gugus fungsionalnya sama, masih
mungkin berbeda jenis jika susunan atom dalam ruangnya berbeda.
D. ISOMER CIS-TRANS
Syarat utama terbentuk isomer
Cis-Trans adalah terdapat ikatan rangkap dua ( C=C) yang tiap-tiap karbon (C)
dalam ikatan rangkap tersebut mengikat atom atau gugus atom yang berbeda. Untuk membedakan Alkena yang mempunyai isomer Cis-Trans atau tidak,
perhatikanlah dua contoh senyawa di bawah ini :
1.
CH2=CHCH3 ( n-propena) bila digambarkan bentuk
strukturnya secara lengkap akan tampak sebagai berikut :
Coba
kalian perhatikan bentuk di atas, atom karbon yang tepat berada di sebelah
kanan ikatan rangkap selain mengikat C dengan ikatan rangkap juga
mengikat 2 gugus yang berbeda yaitu - CH3 dan - H.
Sedangkan atom karbon yang tepat berada di sebelah kiri ikatan rangkap mengikat
2 gugus yang sama yaitu - H. karena gugus yang diikat sama maka senyawa
ini tidak mempunyai isomer Cis-Trans.
2.
CH3CH=CHCH3 ( 2-butena) bila digambarkan bentuk strukturnya
secara lengkap akan tampak seperti ini :
Kedua
atom karbon yang mengikat ikatan rangkap tiap-tiap karbonnya baik yang sebelah
kiri maupun yang sebelah kanan ikatan rangkap mempunyai dua gugus yang berbeda yaitu
-CH3 dan H jadi perlu diperhatikan di sini, yang dimaksud
mengikat gugus yang berbeda adalah pada tiap-tiap karbon yang
berikatan rangkap.
Jadi bentuk senyawa di atas mempunyai isomer
Cis-Trans yang digambarkan sebagai berikut
Bila
gugus yang sama dalam kedua karbon yang berikatan rangkap ( C=C ) terletak
dalam satu sisi disebut Cis, sedangkan bila gugus yang sama dalam kedua karbon
yang berikatan rangkap terletak berseberangan disebut trans.
E. ISOMER OPTIS AKTIF
Isomer
ini terbentuk karena adanya atom C kiral. C kiral adalah atom karbon yang
mengikat 4 gugus yang berbeda. Coba kalian perhatikan gambar di bawah ini
:
Pada
gambar di atas terdapat C kiral, yakni yang diberi warna merah. Atom C tersebut
mengikat 4 gugus yang berbeda, yakni atom hidrogen (H), metil (CH3-), etil (CH3-CH2-)
dan propil (CH3-CH2-CH2-) untuk memahami isomer ini dibutuhkan model 3 dimensi
misalnya tangan kita. Walaupun bagian
tangan kanan dan kiri kita sama namun secara keseluruhan berbeda tangan kiri
dan kanan satu sama lainnya ibarat bayangan cermin.