Pembentukan
Ikatan Menurut Teori Orbital
Orbital
atom mempunyai bentuk tertentu :
Ø Orbital
s berbentuk bola : gerakan elektron terbatas di kaawasan bola sekitar inti
Ø Tiga
Orbital p berbentuk cuping dan saling tegak lurus, mengarah kesumbuh koordinat
x, y, dan z
Dalam
pengikatan (sudut pandang orbital), atom saling mendekat sehingga orbital
atomnya dapat saling tumpang tindih hingga membentuk ikatan.
Orbital dalam
molekul Hidrogen (H) : bentuk silinder sepanjang sumbu antar nukleus H – H,
orbital seperti ini disebut orbital sigma (σ)
dan ikatannya dinamakan ikatan sigma (sigma bond). Ikatan sigma juga dapat
terbentuk melalui tumpang tindih 1 orbital s dan 1 orbital p atau 2 orbital p
Pembentukan Ikatan Menurut Orbital Hibridisasi
Hibridisasi –
istilah yang digunakan untuk pencampuran orbital 2 atom dalam 1 atom.
1.
Merupakan pencampuran dari sedikitnya
2 orbital atom yang tidak setara.
2.
Jumlah orbital hibrida yang dihasilkan
sama dengan jumlah orbital atom asli yang terlibat dalam proses hibridisasi.
3.
Hibridisasi membutuhkan energi; tetapi
sistem memperoleh kembali energi ini, bahkan lebih selama pembentukan ikatan.
4.
Ikatan kovalen terbentuk akibat
tumpang tindihnya orbital hibrida dengan orbital yang tidak terhibridisasi
Berdasarkan konfigurasi di atas, salah tafsir bahwa karbon : hanya membentuk 2 ikatan (orbital 2p yang ½ terisi atau 3 ikatan jika ada beberapa atom yang menyumbangkan 2 elektron pada orbital 2pyang kosong. Kenyataannya Karbon membentuk 4 ikatan tunggal (CH4 atau CCl4). Penyelesaiannya penggabungan 4 orbital atom dari kulit valensi untuk membentuk 4 orbital hibrid yang identik @ 1 eletron valensi maka disebut Orbital Hibrid sp3. (@ memiliki 1 bagian sifat s dan 3 bagian sifat p)
Pembentukan Orbital hibrida sp
Misal
BeCl2 : Be dalam keadaan dasar tidak membentuk ikatan kovalen dengan
Cl, karena elektronnya berpasangan dalam orbital 2s. Hibridisasi : Terjadi eksitasi
elektron 2s ke orbital 2p. Jika 2 atom Cl bergabung dengan Be dalam keadaan
eksitasi, maka 1 atom Cl akan berbagi elektron 2s dan 1 atom Cl lain berbagi
elektron 2p > BeCl2 tidak setara.
Pembentukan Orbital Hibrida Sp2
Setiap
atom karbon dalam molekul etilena (c2H4) memiliki 3
orbital hibrida sp2 hijau dan 1 orbital 2pz yang tidak
terhibridisasi (abu-abu), tegak lurus dengan bidang orbital hibrida.
Dalam kimia, ikatan pi (ikatan π) adalah ikatan kimia
kovalen
yang dua cuping orbital atom yang berlektron tunggal bertumpang tindih dengan
dua cuping orbital atom lainnya yang juga berlektron tunggal. Hanya terdapat
satu bidang simpul dari orbital
yang melewati dua inti atom.
Huruf Yunani π berasal dari nama orbital p karena simetri
orbital ikatan pi adalah sama dengan orbital p ketika dilihat dari sumbu
ikatan. Orbital p biasanya terlibat dalam ikatan sejenis ini. Orbital d juga
dianggap terlibat dalam ikatan pi, namun tidaklah seperlunya benar, walaupun
konsep ikatan orbital d sesuai dengan hipervalensi.
Ikatan pi biasanya lebih
lemah dari ikatan sigma karena rapatan elektronnya lebih
jauh dari inti atom
yang bermuatan positif, sehingga memerlukan lebih banyak energi. Dari sudut
pandang mekanika kuantum, kelemahan ikatan ini
dijelaskan oleh ketumpangtindihan yang sangat sedikit di antara orbital p oleh
karena orientasinya yang paralel.
Walaupun
ikatan pi lebih lemah dari ikatan sigma, ikatan pi seringkali merupakan
komponen dari ikatan rangkap bersamaan dengan ikatan sigma. Kombinasi dari
ikatan sigma dan pi lebih kuat dari ikatan pi dan sigma yang berdiri sendiri.
Ket : ikatan phi (π) - kerapatan elektron di atas dan di bawah inti
dari ikatan atom
Sigma
Bond (σ) -
kerapatan elektron antar 2 atom
Ikatan sigma (σ) dan Ikatan phi (π)
Ikatan Tunggal 1 ikatan sigma
Ikatan rangkap 1 ikatan sigma dan 1 ikatan phi
Ikatan rangkap tiga 1 ikatan sigma dan 2
ikatan phi
NITROGEN
Ikatan
Kovalen tidak hanya terbentuk pada senyawa
karbon saja ,ternyata juga dapat dibentuk oleh
atom-atom lain.
Kita ambil contoh molekul yang mengandung
ikatan kovalen
yang melibatkan
atom nitrogen.
Atom nitrogen (Amonia, NH3,
). Memiliki konfigurasi ground-state: 1s2 2s2
2px 2py 2pz , hal ini memungkinkan
atom nitrogen berikatan dengan tiga
atom hidrogen. Secara prinsip,
pembentukan hibrida sama dengan pada
atom karbon.
Pada
hibridisasi sp3,
satu orbital sp3
diisi oleh dua elektron dan tiga orbital sp3 diisi masing- masing
satu elektron. Ikatan sigma terbentuk dari
overlap orbital hibrida sp3 yang tidak berpasangan tersebut dengan orbital 1s dari
hidrogen menghasilkan molekul
ammonia. Dengan demikian, ammonia
memiliki bentuk geometri
tetrahedral yang mirip dengan metana.
OKSIGEN
Oksigen mampu membentuk dua
ikatan sigma karena pada kulit terluarnya terdapat dua elektron tak berpasangan
(2py dan 2pz). Pada Oksigen, elektron pada atom ground-state oksigen memiliki
konfigurasi elektron 1s2 2s2 2px 2py dan 2pz dan oksigen merupakan atom divalen.
Oksigen juga dapat
terhibridisasi sp2, yaitu dengan mempromosikan satu elektronnya ke
orbital p. Dalam kondisi ini,
oksigen hanya memiliki satu ikatan sigma, tetapi juga memilki satu
ikatan pi. Contoh molekul yang memiliki atom oksigen
terhibridisasi sp2 adalah
pada senyawa-senyawa karbonil.
Ikatan Rangkap Terkonjugasi
Sistem konjugasi terjadi dalam senyawa organik yang atom-atomnya
secara kovalen berikatan tunggal dan ganda secara bergantian (C=C-C=C-C) dan
mempengaruhi satu sama lainnya membentuk daerah delokalisasi
elektron. Elektron-elektron pada daerah delokalisasi ini bukanlah
milik salah satu atom, melainkan milik keseluruhan sistem konjugasi ini.
Contohnya, fenol (C6H5OH memiliki
sistem 6 elektron di atas dan di bawah cincin planarnya sekaligus di sekitar
gugus hidroksil.
Ikatan rangkap konjugasi bisa
di sebut juga ikatan rangkap selang seling dengan ikatan tunggal atau disebut
juga elektronnya dapat berpindah-pindah (terdelokalisasi)
Sistem konjugasi secara umumnya
akan menyebabkan delokalisasi
elektron di sepanjang orbital p yang paralel
satu dengan sama lainnya. Hal ini akan meningkatkan stabilitas dan menurunkan
energi molekul secara keseluruhan.
Pengaturan kembali elektron
melalui orbital π, terutama dalam system konjugasi atau senyawa organic yang
atom-atomnya secara kovalen berikatan tunggal dan ganda secara bergantian
(C=C-C=C-C) dan mempengaruhi satu sama lainnya membentuk daerah delokalisasi
electron disebut dengan konjugasi. Elektron-elektron pada daerah delokalisasi
ini bukanlah milik salah satu atom, melainkan milik keseluruhan system
konjugasi ini.
BENZENA DAN RESONANSI
Senyawa benzena pertama
kali disintesis oleh Michael Faraday pada tahun 1825, dari gas yang dipakai
sebagai bahan bakar lampu penerang. Sepuluh tahun kemudian diketahui bahwa
benzena memiliki rumus molekul C6H6 sehingga
disimpulkan bahwa benzena memiliki ikatan rangkap yang lebih banyak daripada
alkena.
Ikatan rangkap pada
benzena berbeda dengan ikatan rangkap pada alkena. Ikatan rangkap pada alkena
dapat mengalami reaksi adisi, sedangkan ikatan rangkap pada benzena tidak dapat
diadisi, tetapi benzena dapat bereaksi secara substitusi. Contoh:
Reaksi adisi : C2H4
+ Cl2 → C2H4Cl2
Reaksi substitusi : C6H6
+ Cl2 → C6H5Cl + HCl
Menurut Friedrich August
Kekule, keenam atom karbon pada benzena tersusun secara siklik membentuk
segienam beraturan dengan sudut ikatan masing-masing 120°. Ikatan antaratom
karbon adalah ikatan rangkap dua dan tunggal bergantian (terkonjugasi).
Analisis sinar-X terhadap
struktur benzena menunjukkan bahwa panjang ikatan antaratom karbon dalam
benzena sama, yaitu 0,139 nm. Adapun panjang ikatan rangkap dua C=C adalah
0,134 nm dan panjang ikatan tunggal C–C adalah 0,154 nm. Jadi, ikatan
karbon-karbon pada molekul benzena berada di antara ikatan rangkap dua dan
ikatan tunggal. Hal ini menggugurkan struktur dari Kekule.
Berdasarkan
hasil analisis sinar-X maka diusulkan bahwa ikatan rangkap pada molekul benzena
tidak terlokalisasi pada karbon tertentu melainkan dapat berpindah-pindah
(terdelokalisasi). Gejala ini dinamakan resonansi. Untuk menggambarkan ikatan
rangkap dua yang terdelokalisasi pada molekul benzena dinyatakan dengan bentuk
lingkaran, seperti ditunjukkan berikut ini.
Teori resonansi dapat
menerangkan mengapa benzena sukar mengalami reaksi adisi. Sebab, ikatan rangkap
dua karbon-karbon dalam benzena terdelokalisasi dan membentuk cincin yang kuat
terhadap reaksi kimia sehingga tidak mudah diganggu.
Pada suhu kamar, benzena
berwujud cair dengan bau yang khas, tidak berwarna, bersifat racun, dan mudah
terbakar. Titik didih benzena 80 °C dan titik bekunya 5,5 °C. Lihat tabel
berikut.
Tabel 1. Titik Beku dan Titik Didih dari
Molekul Benzena
Nama
|
Titik Beku (°C)
|
Titik Didih (°C)
|
Benzena
|
5,5
|
80
|
Naftalena
|
81
|
218
|
Antrasena
|
216
|
342
|
Metilbenzena
|
– 95
|
111
|
Stirena
|
– 31
|
145
|
o–dimetilbenzena
|
– 25
|
144
|
m–dimetilbenzena
|
– 48
|
139
|
p–dimetilbenzena
|
13
|
138
|
Benzena paling banyak
digunakan sebagai pelarut senyawa karbon yang bersifat nonpolar dan sebagai
bahan baku untuk pembuatan senyawa turunan benzena. Semua senyawa karbon yang
mengandung cincin benzena digolongkan sebagai turunan benzena. Reaksi umum benzena
adalah reaksi substitusi, yaitu penggantian atom H oleh gugus lain tanpa
mengganggu cincin karbonnya. Contoh:
Untuk pertama kalinya
benzena diisolasi pada tahun 1825 oleh Michael Faraday dari residu berminyak
yang tertimbun dalam pipa induk gas di London. Kemudian pada tahun 1834
ditetapkan rumus molekul benzena adalah C6H6.
Struktur yang mula-mula diusulkan pada tahun 1865 tidak mengandung ikatan
rangkap karena benzena tidak mudah mengalami reaksi adisi seperti pada alkena.
Struktur yang demikian ini tidak sesuai dengan tetravalensi karbon.
Agar
tidak menyalahi tetravelensi karbon, pada tahun 1872 Friedrich August Kekule
mengusulkan bahwa benzena mengandung tiga ikatan tunggal dan tiga ikatan
rangkap yang berselang-seling.
Rumus
struktur di atas dapat disederhanakan penulisannya menjadi:
Pengukuran spektroskopik
menunjukkan bahwa molekul benzena adalah planar dan semua ikatan
karbon-karbonnya sama panjang yaitu 1,39 Å. Ikatan karbon-karbon pada
benzena panjangnya di antara ikatan karbon-karbon tunggal (1,47 Å) dan
ikatan karbon-karbon rangkap (1,33 Å).
Hal ini dapat dibenarkan
karena ikatan karbon-karbon pada benzena mengalami resonansi (berpindah
pindah). Inilah sebabnya mengapa benzena sukar mengalami adisi.
Ikatan karbon-karbon pada
benzena terdiri atas ikatan sigma ( σ ) dan ikatan phi
( π ). Menurut teori ini ikatan valensi orbital molekul terbentuk dari
tumpang tindih orbital-orbital atom. Ikatan kovalen yang terbentuk dari tumpang
tindih ujung dengan ujung disebut ikatan sigma ( σ ), sedangkan ikatan
kovalen yang terbentuk dari tumpang tindih sisi dengan sisi disebut ikatan phi
( π ).
Ikatan yang pertama
antara dua atom merupakan ikatan sigma, dan ikatan yang kedua merupakan ikatan
phi. Jadi ikatan tunggal adalah ikatan sigma, dan ikatan kovalen rangkap dua
terdiri atas ikatan sigma dan ikatan phi.
Benzena
mempunyai enam karbon sp2 dalam sebuah cincin segi enam
datar. Tiap atom karbon memiliki satu orbital p yang tegak lurus bidang cincin.
Tumpang tindih keenam orbital p mengakibatkan terbentuknya enam orbital molekul
sehingga terbentuk awan elektron berbentuk “donat” pada bagian atas dan bawah
cincin segi enam benzena.
Assalamu'alaikum Yuni,
BalasHapusApa yang membuat karbon melakukan sp2 ? Apakah Carbon bisa melakukan hibridasi lain selain sp2, jika iya contoh senyawanya yang seperti apa? Terima kasih
Waalaikumsalam Yeti.
HapusSaya akan mencoba menjawab
Karbon akan melakukan hibridisasi sp2 karena orbtial-orbital hibrid hanya akan membentuk ikatan sigma dan satu ikatan pi seperti yang disyaratkan untuk ikatan rangkap dua di antara karbon-karbon. Ikatan hidrogen-karbon memiliki panjang dan kuat ikat yang sama.
Karbon juga dapat melakukan hibridisasi sp dan sp3.
Untuk menjelaskan keberadaan molekul CH 4 ini, maka teori hibridisasi digunakan. Langkah awal hibridisasi adalah eksitasi dari satu (atau lebih) elektron:
Proton yang membentuk inti atom hidrogen akan menarik salah satu elektron valensi karbon. Hal ini menyebabkan eksitasi, memindahkan elektron 2s ke orbital 2p. Hal ini meningkatkan pengaruh inti atom terhadap elektron-elektron valensi dengan meningkatkan potensial inti efektif.
Kombinasi gaya-gaya ini membentuk fungsi-fungsi matematika yang baru yang dikenal sebagai orbital hibrid. Dalam kasus atom karbon yang berikatan dengan empat hidrogen, orbital 2 s (orbital inti hampir tidak pernah terlibat dalam ikatan) "bergabung" dengan tiga orbital 2 p membentuk hibrid sp 3 (dibaca s-p-tiga ).
Pada CH4 , empat orbital hibrid sp3 bertumpang tindih dengan orbital 1 s hidrogen , menghasilkan empat ikatan sigma . Empat ikatan ini memiliki panjang dan kuat ikat yang sama, sehingga sesuai dengan pengamatan.
assalamualaikum
BalasHapusApa yang menyebabkan terjadinya eksitasi?
Waalaikumsalam. Terimakasih atas pertanyaannya.
HapusSaya akan mencoba menjawab
Proton yang membentuk inti atom hidrogen akan menarik salah satu elektron valensi karbon. Hal ini menyebabkan eksitasi, memindahkan elektron 2s ke orbital 2p. Hal ini meningkatkan pengaruh inti atom terhadap elektron-elektron valensi dengan meningkatkan potensial inti efektif.
Terimakasih friska atas pertenyaannya :)
BalasHapusSaya akan mencoba menjawab :
Jenis Molekul : AX2
Kelompok Utama
• Linear (180°)
• Hibridisasi sp
• Contoh : CO2
Logam transisi
• Tekuk (90°)
• Hibridisasi sd
• Contoh : VO2+
Jenis Molekul : AX3
Kelompok Utama
• Datar trigonal (120°)
• Hibridisasi sp2
• Contoh : BCl3
Logam Transisi
• Piramida trigonal (90°)
• Hibridisasi sd2
• Contoh : CrO3
Jenis Molekul : AX4
Kelompok Utama
• Tetrahedral (109.5°)
• Hibridisasi sp3
• Contoh : CCl4
Logam Transisi
• Tetrahedral (109.5°)
• Hibridisasi sd3
• Contoh : MnO4−
Jenis Molekul : AX5
Kelompok Utama
• --
Logam Transisi
• Piramida persegi (73°, 123°)
• Hibridisasi sd4
• Contoh : Ta(CH3)5
Jenis Molekul : AX6
Kelompok Utama
• -
Logam Transisi
• Prisma trigonal (63.5°, 116.5°)
• Hibridisasi sd5
• Contoh : W(CH3)6
Hanya itu yang dapat saya jawab, apabila ada kekurangan atau kesalahan, mohon diingatkan dan diperbaiki :)
Semoga bermanfaat bagi pembaca
Terimakasih :)